BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengetahuan mistik
adalah pengetahuan yang tidak rasional, di luar semua itu dipandang dan diyakini sebangai sesuatu yang
tidak nyata. Seiring berjalannya waktu pengetahuan mistik menjadi
terkesampingkan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan oleh karena itu
dianjurkan untuk meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama. Didalam
masyarakat yang empiris sangatlah melekat.
Dengan sifat
keingintahuan itulah sehingga para ahli membentuk teknik-teknik tertentu
sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat,mistik
dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri
ada kekuatan (magis)yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar.bagaimanapun mistik
tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu dapat digunakan
dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk
mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita bias melihat dari magis putih atau
magis hitam.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian mistik?
2. Apa
kegunaan pengetahuan mistik?
3. Bagaimana
objek pengetahuan mistik?
C. Tujuan
penulis
1.
Untuk mengetahui apa pengertian dari mistik
2. Untuk
mengetahui kegunaan pengetahuan mistik
3.
Untuk mengetahui apa saja objek dalam pengetahuan mistik
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MISTIK
A.
Ontologi
Pengetahuan Mistik
1.
Hakikat Pengetahuan Mistik
Berdasarkan pengertian
secara umum mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Adapun pengertian
mistik bila dikaitkan dengan agama adalah pengetahuan (ajaran atau keyakinan)
tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi (pemusatan pikiran dan perasaan
untuk mencapai sesuatu) atau spiritual.
Pengetahuan mistik
adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab
akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan mistik ini
kadang-kadang memiliki bukti empiris (berdasarkan pengalaman) namun kebanyakan
tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Di dalam islam yang
termasuk pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang diperoleh melalui jalan
tasawuf. Pengetahuan yang diperoleh misalnya dalam istilah ma’rifah, .
2. Struktur
Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya mistik
dibagi menjadi 2 , yaitu mistik biasa dan mistik magis.
Mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam
islam mistik ini adalah tasawuf. Mistik magis ialah mistik yang mengandung
kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini
dapat dibagi 2, yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. Mistik magis
putih dalam islam contohnya mukjizat, dan karamah. Sedangkan mistik magis hitam
contohnya santet dan sejenisnya yang mengandung sihir didalamnya.
Istilah mistik magis
putih dan mistik magis hitam digunakan hanya untuk membedakan kriterianya.
Orang menganggap mistik magis putih adalah yang berasal dari agama langit
(Yahudi, Nasrani, Islam), sedangakan mistik magis hitam berasal dari luar agama
itu. Kesamaan itu terlihat karena
mistik magis putih menggunakan wirid dan doa dan mistik magis hitam menggunakan
mantra, jampi-jampi.
Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik
magis putih selalu dekat dan berhubungan dengan Tuhan, sehingga dukungan Ilahi
sangat menentukan. Hal ini berjalan sejak kenabian, pada Nabi magis-putihnya
ialah mukjizat, pada selain Nabi disebut karamah. Kekuatan supranatural pada
Nabi ada juga yang ditunjukkan melalui benda. Seperti mukjizat
Nabi Musa As. Dalam benda seperti itu telah terdapat kekuatan Ilahiah (Ibn
Khaldun, Muqaddimah, 1986: 690)
Mistik-magis-hitam
selalu dekat, berdasar dan bergantung pada kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun (1986: 684) mereka memiliki kekuatan
di atas rata-rata manusia, kekuatan mereka itu memungkinkan mereka mampu
melihat hal-hal ghaib, karena dukungan setan dan/atau roh jahat tadi. Jiwa-jiwa
yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga.
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui
kekuatan mental atau himmah. Hal itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu
dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli
sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua,meraka yang melakukan pengaruh magisnya dengan
menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik
benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau
benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan
dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan
imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok
ini disebut kelompok pesulap (sya’badzah)
B. Epistimologi
Pengetahuan Mistik
1.
Objek Pengetahuan Mistik
Objek
pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib
termasuk Tuhan, malaikat, surge, neraka, jin, dll.
2. Cara memperoleh pengetahuan mistik
Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa. Immanual Kant
mengatakan itu melalui moral, ada yang mengatakan melalui intuisi, ada juga
yang mengatakan melalui insight, Al
Ghazali mengatakan melalui dhomir atau qolbu.
Pada umunya cara memperoleh pengetahuan mistik adalah
latihan yang disebut riyadhah. Dari riyadhah itu manusia memperoleh pencerahan dan
pengetahuan yang dalam tasawwuf disebut ma’rifah.
3.
Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran
pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan mistik itu
berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan demikian.
Tatkala Tuhan mengatakan bahwa surga dan neraka itu ada, maka teks itulah yang
menjadikan bukti bahwa pernyataan itu benar. Adakalanya ukuran kebenaran
pengetahuam mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita
mempercayainya.
Adakalanya
kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris,
misalnya kebal. Kebal adalah sejenis pengetahuan mistik, kebenarannya dapat
diukur dengan bukti ketika seseorang memperlihatkan dihadapan orang banyak jika
ia tidak mempan ditusuk jarum.
C.
Aksiologi
Pengetahuan Mistik
1.
Kegunaan Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling
tahu penggunaannya adalah pemiliknya. Seharusnya kita bertanya pada salik
(pengamal tasawuf), para pengamal ahli hikmah, atau kepada dukun, mereka
gunakan untuk apa pengetahuannya itu. Secara kasar kita mengetahui jika
mistik-magis-putih itu untuk memperkuat keimanan atau kebaikan, sedangkan
mistik-magis-hitam digunakan untk tujuan jahat.
Di kalangan sufi
(pengetahuan mistik biasa) dapat mententramkan jiwa mereka, bahkan mereka
menemukan nikmat luar biasa tatakala “berjumpa” dengan kekasihnya (Tuhan).
Jenis mistik lain seperti kekebalan, debus, peletdan
lain-lain diperlukan atau digunakan seseorang sesuai situasi atau kondisi
tertentu. Misalnya kekebalan, dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat
digunakan untuk pertahan diri dan hiburan.
Untuk menilai apakah mistik magis itu putih atau hitam,
kita melihatnya dari segi ontologinya, epistimologinya, dan aksiologinya. Bila
pada ontology terdapat hal-hal yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka dari
segi ontology mistik magis itu kita sebut hitam. Bila pada cara memperolehnya
(epistimologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan
mengatakan misik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk
kejahatan maka kita menyebutnya hitam.
2.
Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
Para ahli hikmah telah menemukan bahwa
didalam agama terdapat muatan-muatan praktis untuk digunakan dalam
menyelesaikan masalah seperti mengatasi suatu kebutuhan. Mereka menyadari bahwa
kekuatan Tuhan baik yang ada dalam diri-Nya atau yang ada dalam firman-Nya
dapat digunakan oleh manusia.
Pengertian
yang dapat diambil ialah bahwa do’a dan wirid dapat menjembatani manusia dengan
kebutuhannya dan Tuhan yang memiliki apa yang dibutuhkan itu.
Masing-masing
wirid atau do’a yang sering ditentukan bilangan dalam pembacaannya, biasanya
sesuai dengan kekuatan yang ada dalam wirid atau do’a itu.
Ibnu Khaldun (1986: 686) menggambarkan
cara kerja mistik-magis-hitam dengan seorang tukang sihir yang membuat gambar
calon korbannya dalam bentuk yang ia inginkan. Lalu ia bacakan mantra-mantra
pada gambar itu dan meludahinya. Setelah itu ia meminta jin-jin kafir untuk
berpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar korban itu memiliki roh jahat
dari tukang sihir yang melekat pada mantra dan ludahnya. Ia memunculkan lebih
banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tersebut
benar-benar terjadi.
2. PENGERTIAN METAFISIKA
Metafisika secara bahasa berasal dari kata
“ ta meta ta physica”, yaitu berasal
dari Bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Istilah metafisika
muncul karena sebagai akibat terbatasnya dunia fisik dalam menjelaskan fenomena
yang ada di alam ini. Metafisika mempunyai arti filosofis, yang berlandaskan
pada ilmu yang ada, karena setelah melebihi yang fisika (post physican et supra
physicam) artinya masalah metafisika adalah masalah yang paling dasar dan
menjadi inti dalam filsafat, karena metafisika membahas eksistensi yang ada
sebagai sebab yang tidak disebabkan sebagai penggerak yang tidak digerakkan,
realitas yang selalu berubah ini tidak menjadi absurd, tetapi masuk dalam akal
dan dapat dipikirkan .
Metafisika secra terminologi dipahami
sebagai semua study mengenai “sesuatu” (ada) yang mengatasi fenomena atau
mengatasi realitas fisik yang tampak. Oleh karena itu metafisika juga bisa
dikatakan sebagai filsafat pertama yang memuat uraian tentang sesuatu yang ada
dibelakang gejala-gejala fisik.
Jadi
sebenarnya siapapun bisa mempelajari dan mengoptimalkan kinerja seluruh
kekuatan tubuhnya baik yang diperbolehkan atau dilarang oleh adat dan agama.
Lahirlah beberapa istilah misalnya dalam istilah spiritual disebut ada ilmu
ghaib (kekuatan yang ada dari unsur makhluk luar seperti jin), pada istilah
pernafasan muncul istilah tenaga dalam (kekuatan inti energy yang ada dari
dalam tubuh dari hasil latihan oleh fisik dengan pernfasan)
·
Objek Metafisika
Objek
metafisika menurut Aristoteles ada dua, yakni:
a.
ada sebagai yang ada, ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk
semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata
tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera
b.
Ada sebagai yang ilahi, keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung dengan
yang lain yakni Tuhan.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mistik adalah pengetahuan yang
tidak rasional. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama adalah
pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui
meditasi (pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu) atau
spiritual. Mistik dibagi menjadi 2, yaitu; mistik putih dan mistik hitam.
Objek
pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib
termasuk Tuhan, malaikat, surge, neraka, jin, dll.
Pengetahuan mistik diperoleh
melalui rasa. Immanual Kant mengatakan itu melalui moral, ada yang mengatakan
melalui intuisi, ada juga yang mengatakan melalui insight, Al Ghazali mengatakan melalui dhomir atau qolbu.
Metafisika merupakan sebuah kekuatan/power
atau dapat dikatakan tenaga yang ada pada mental manusia, ataupun akal pikiran,
hati dan jiwa manusia. Jika manusia mengoptimalkan semua kinerja tubuh tersebut
maka akan melahirkan satu kekuatan yang maha hebat.
No comments:
Post a Comment