Saturday, February 29, 2020

MAKALAH MISTIK DAN METAFISIK (FILSAFAT)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, di luar semua itu  dipandang dan diyakini sebangai sesuatu yang tidak nyata. Seiring berjalannya waktu pengetahuan mistik menjadi terkesampingkan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan oleh karena itu dianjurkan untuk meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama. Didalam masyarakat yang empiris sangatlah melekat.
Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat,mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada kekuatan (magis)yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar.bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita bias melihat dari magis putih atau magis hitam.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian mistik?
2.      Apa kegunaan pengetahuan mistik?
3.      Bagaimana objek pengetahuan mistik?

C.     Tujuan penulis
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari mistik
2.      Untuk mengetahui kegunaan pengetahuan mistik
3.      Untuk mengetahui apa saja objek dalam pengetahuan mistik




BAB II
PEMBAHASAN

 1. PENGERTIAN MISTIK
A.    Ontologi Pengetahuan Mistik
1. Hakikat Pengetahuan Mistik
Berdasarkan pengertian secara umum mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama adalah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi (pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu) atau spiritual.
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan mistik ini kadang-kadang memiliki bukti empiris (berdasarkan pengalaman) namun kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Di dalam islam yang termasuk pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang diperoleh melalui jalan tasawuf. Pengetahuan yang diperoleh misalnya dalam istilah ma’rifah, .

2.      Struktur Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi 2 , yaitu mistik biasa dan mistik magis.
            Mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam islam mistik ini adalah tasawuf. Mistik magis ialah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi 2, yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. Mistik magis putih dalam islam contohnya mukjizat, dan karamah. Sedangkan mistik magis hitam contohnya santet dan sejenisnya yang mengandung sihir didalamnya.
Istilah mistik magis putih dan mistik magis hitam digunakan hanya untuk membedakan kriterianya. Orang menganggap mistik magis putih adalah yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani, Islam), sedangakan mistik magis hitam berasal dari luar agama itu. Kesamaan itu terlihat karena mistik magis putih menggunakan wirid dan doa dan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi-jampi.
Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu dekat dan berhubungan dengan Tuhan, sehingga dukungan Ilahi sangat menentukan. Hal ini berjalan sejak kenabian, pada Nabi magis-putihnya ialah mukjizat, pada selain Nabi disebut karamah. Kekuatan supranatural pada Nabi ada juga yang ditunjukkan melalui benda. Seperti mukjizat Nabi Musa As. Dalam benda seperti itu telah terdapat kekuatan Ilahiah (Ibn Khaldun, Muqaddimah, 1986: 690)
Mistik-magis-hitam selalu dekat, berdasar dan bergantung pada kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun (1986: 684) mereka memiliki kekuatan di atas rata-rata manusia, kekuatan mereka itu memungkinkan mereka mampu melihat hal-hal ghaib, karena dukungan setan dan/atau roh jahat tadi. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga.
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Hal itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua,meraka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap (sya’badzah)


B.     Epistimologi Pengetahuan Mistik

1. Objek Pengetahuan Mistik
Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surge, neraka, jin, dll.




2. Cara memperoleh pengetahuan mistik

Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa. Immanual Kant mengatakan itu melalui moral, ada yang mengatakan melalui intuisi, ada juga yang mengatakan melalui insight, Al Ghazali mengatakan melalui dhomir  atau qolbu.
Pada umunya cara memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut riyadhah. Dari riyadhah  itu manusia memperoleh pencerahan dan pengetahuan yang dalam tasawwuf disebut ma’rifah.

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan mistik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala Tuhan mengatakan bahwa surga dan neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadikan bukti bahwa pernyataan itu benar. Adakalanya ukuran kebenaran pengetahuam mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya.
Adakalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris, misalnya kebal. Kebal adalah sejenis pengetahuan mistik, kebenarannya dapat diukur dengan bukti ketika seseorang memperlihatkan dihadapan orang banyak jika ia tidak mempan ditusuk jarum.

C.     Aksiologi Pengetahuan Mistik

1. Kegunaan Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya adalah pemiliknya. Seharusnya kita bertanya pada salik (pengamal tasawuf), para pengamal ahli hikmah, atau kepada dukun, mereka gunakan untuk apa pengetahuannya itu. Secara kasar kita mengetahui jika mistik-magis-putih itu untuk memperkuat keimanan atau kebaikan, sedangkan mistik-magis-hitam digunakan untk tujuan jahat.
Di kalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat mententramkan jiwa mereka, bahkan mereka menemukan nikmat luar biasa tatakala “berjumpa” dengan kekasihnya (Tuhan).
Jenis mistik lain seperti kekebalan, debus, peletdan lain-lain diperlukan atau digunakan seseorang sesuai situasi atau kondisi tertentu. Misalnya kekebalan, dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan untuk pertahan diri dan hiburan.
Untuk menilai apakah mistik magis itu putih atau hitam, kita melihatnya dari segi ontologinya, epistimologinya, dan aksiologinya. Bila pada ontology terdapat hal-hal yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka dari segi ontology mistik magis itu kita sebut hitam. Bila pada cara memperolehnya (epistimologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan misik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam.

2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
    Para ahli hikmah telah menemukan bahwa didalam agama terdapat muatan-muatan praktis untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah seperti mengatasi suatu kebutuhan. Mereka menyadari bahwa kekuatan Tuhan baik yang ada dalam diri-Nya atau yang ada dalam firman-Nya dapat digunakan oleh manusia.
Pengertian yang dapat diambil ialah bahwa do’a dan wirid dapat menjembatani manusia dengan kebutuhannya dan Tuhan yang memiliki apa yang dibutuhkan itu.
Masing-masing wirid atau do’a yang sering ditentukan bilangan dalam pembacaannya, biasanya sesuai dengan kekuatan yang ada dalam wirid atau do’a itu.
     Ibnu Khaldun (1986: 686) menggambarkan cara kerja mistik-magis-hitam dengan seorang tukang sihir yang membuat gambar calon korbannya dalam bentuk yang ia inginkan. Lalu ia bacakan mantra-mantra pada gambar itu dan meludahinya. Setelah itu ia meminta jin-jin kafir untuk berpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar korban itu memiliki roh jahat dari tukang sihir yang melekat pada mantra dan ludahnya. Ia memunculkan lebih banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tersebut benar-benar terjadi.

2. PENGERTIAN METAFISIKA
      Metafisika secara bahasa berasal dari kata “ ta meta ta physica”, yaitu  berasal dari Bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Istilah metafisika muncul karena sebagai akibat terbatasnya dunia fisik dalam menjelaskan fenomena yang ada di alam ini. Metafisika mempunyai arti filosofis, yang berlandaskan pada ilmu yang ada, karena setelah melebihi yang fisika (post physican et supra physicam) artinya masalah metafisika adalah masalah yang paling dasar dan menjadi inti dalam filsafat, karena metafisika membahas eksistensi yang ada sebagai sebab yang tidak disebabkan sebagai penggerak yang tidak digerakkan, realitas yang selalu berubah ini tidak menjadi absurd, tetapi masuk dalam akal dan dapat dipikirkan .
      Metafisika secra terminologi dipahami sebagai semua study mengenai “sesuatu” (ada) yang mengatasi fenomena atau mengatasi realitas fisik yang tampak. Oleh karena itu metafisika juga bisa dikatakan sebagai filsafat pertama yang memuat uraian tentang sesuatu yang ada dibelakang gejala-gejala fisik.
Jadi sebenarnya siapapun bisa mempelajari dan mengoptimalkan kinerja seluruh kekuatan tubuhnya baik yang diperbolehkan atau dilarang oleh adat dan agama. Lahirlah beberapa istilah misalnya dalam istilah spiritual disebut ada ilmu ghaib (kekuatan yang ada dari unsur makhluk luar seperti jin), pada istilah pernafasan muncul istilah tenaga dalam (kekuatan inti energy yang ada dari dalam tubuh dari hasil latihan oleh fisik dengan pernfasan)
 
·         Objek Metafisika
Objek metafisika menurut Aristoteles ada dua, yakni:
a. ada sebagai yang ada, ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera
b. Ada sebagai yang ilahi, keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung dengan yang lain yakni Tuhan.




BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama adalah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi (pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu) atau spiritual. Mistik dibagi menjadi 2, yaitu; mistik putih dan mistik hitam.
Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surge, neraka, jin, dll.
Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa. Immanual Kant mengatakan itu melalui moral, ada yang mengatakan melalui intuisi, ada juga yang mengatakan melalui insight, Al Ghazali mengatakan melalui dhomir  atau qolbu.
      Metafisika merupakan sebuah kekuatan/power atau dapat dikatakan tenaga yang ada pada mental manusia, ataupun akal pikiran, hati dan jiwa manusia. Jika manusia mengoptimalkan semua kinerja tubuh tersebut maka akan melahirkan satu kekuatan yang maha hebat.

No comments:

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA AWAL PERMULAAN ISLAM SAMPAI DENGAN KHULAFAURRASYIDIN

                                                                                     BAB I                                            ...