Saturday, February 29, 2020

MAKALAH AGAMA DAN SAINS


BAB I
PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berjalan dengan demikian cepat. Sementara itu, pemahaman yang terkait dengan pengembangan teknologi yang mendasarkan pada keimanan berjalan lebih lambat. Para ilmuwan berargumentasi bahwa semua penelitian dilakukan dengan langkah yang dapat dipertanggungjawabkan, sebaliknya para agamawan lebih sibuk membicarakan persoalan akhirat dan pesan-pesan moral, tidak heran jika selalu terjadi benturan antara ilmu pengetahuan dan agama. Kaum agamawan memerlukan etika dalam arti, memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana harus hidup kalau ia mau menjadi baik, jangan sampai akal budi dikesampingkan dari agama. Oleh karena itu kaum agamawan yang diharakan betul-betul memakai rasio dan memahami ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi. Pada sisi lainnya, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah dapat menjawab semua hal. Oleh karenanya diperlukan kearifan dan kerendahan hati untuk dapat memahami dan melakukan interpretasi maupun implementasi teknologi dan ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta. Sains dan agama berbeda, karena mungkin mereka berbeda paradigma, pengklasifikasian secara jelas antara sains dan agama menjadi suatu trend tersendiri di masyarakat zaman renaisan dan trend ini menjadi dasar yang kuat hingga pada perkembangan selanjutnya. Akibatnya, agama dan sains berjalan sendiri-sendiri dan tidak beriringan, maka tak heran kalau kemudian terjadi pertempuran di antara keduanya. Sains menuduh agama ketinggalan zaman, dan agama balik menyerang dengan mengatakan bahwa sains sebagai musuh Tuhan.
2.  Rumusan Masalah
a.  Apa yang dimaksud dengan agama dan sains ?
b. Bagaimana pandangan hubungan antara agama dan sains ?
c.  Bagaimana hubungan agama dan sains ?
d. Bagaimana tujuan dan dampak antara agama dan sains ?

3.  Tujuan
a.       Untuk mengetahui maksud dan pengertian agama
b.      Untuk mengetahui maksud dan pengertian sains
c.       Untuk mengetahui pandangan hubungan antara agama dan sains
d.      Untuk mengetahui dampak serta tujuan antara agama dan sains



         BAB II
                                 PEMBAHASAN                                                                                                                
A.    Pendahuluan
1.   Pengertian Agama dan Sains
Sains adalah  pengetahuan dari segala alam yang diperoleh melalui proses. Kata sains sendiri bersal dari bahasa inggris yaitu “science” yang berarti pengetahuan ilmiah. Sains sendiri dalam konsep islam adalah eksplorasi alam semesta untuk menghasilkan penemuan ilmiah dan teknologi yang berguna dalam masyarak yang merupakan produk eksperimen yang bersifat empiris. Dalam hal ini dapat dilakukan suatu penelitian baik terhadap benda mati maupun benda hidup. Banyak pandangan yang mengatakan bahwa sains itu bertolak belakang dimana sains tersebut mengakibatkan penolakan suatu eksistensi mengenai Tuhan serta juga dapat melahirkan sautu buadaya yang bersifat material (duniawi). Menurut Davies, beliau beranggapan bahwa sains  adalah suatu kebenaran sehingga mudah diterima oleh suatu masyarakat. Dalam perkembangan sejarahnya, sains sering di pandang  sebagai satu-satunya bentuk pengetahuan yang objektif yang objektif karena dapat dibuktikan kebenarannya oleh banyak orang. Karakteristiknya yang sekuler ini mengakibatkan terjadinya suatu benturan dengan niali-nilai agama. Sehingga para saintis berpendapat bahwa agama lahir berdasarkan keyakinan terhadap unsur yang menyertainya dan sedangkan sains berdasarkan fakta-fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Banyak pemikiran yang berkeyakianan bahwa agama tidak dapat di samakan dengan sains. Namun, saat ini sains mengalami revolusi yang menakjubkan dan  menjadi salah satu solusi bagi segala permasalahan. Albert Estein merupakan pelopor dan sekaligus  yang menjadi tonggak awal dalam revolusi sains.[1]
2.   Hubungan Agama dan Sains
Dalam agama dan sains ada beberapa yang menjadi alasan antara hubungan agama dan sains antara lain sebagai berikut :
1.    Konflik
                Pandangan ini menjelaskan bahwa agama dan sains sling bertentangan sehingga orang harus memilih salah satu diantara keduanya. Dalam paradigma konflik, barbour menjelaskan bahwa seorang ilmuan tidak serta merta percaya akan kebenaran sains saja. Sedangkan, di sisi lain agama dinilai tidak mampu menjelaskan dan membuktikan secara empiris dan rasional. Dengan demikian, kalangan saintis beranggapan bahwa kebenaran hanya bisa di peroleh melalui sains saja dan tidak dengan agama. Sebaliknya, para agamawan beranggapan bahwa sains tidak mempunyai otoritas untuk menjelaskan semua hal tersebut karena keterbatasan rasio yang dimiliki oleh manusia. Dalam hubungan sains dan agama baru dapat terjadi konflik apabila teori sains bertentangan dengan dogma agama.
2.   Independensi
Pandangan ini menjelaskan bahwa agama dan sains memilki wilayah, metode, dan standar kebenaran masing-masing. Indenpedensi ini merpakan  salah satu cara  untuk memisahkan konflik sains dan agama. Menurut Barbour dalam bukunya menyatakan bahwa perbedaan mendasar anatar agama dan sains adalah sebagai berikut :
a)   Sains menjelaskan data objektif dan berulang-ulang. Sedangkan agama menjelaskan tentang eksistensi tatanan dan keindahan dunia.
b)   Sains mengajukan pertanyaan “bagaimana” sedangkan agama menyodorkan pertanyaan “mengapa”.
c)    Dasar otoritas sains adalah koherensi yang logis dan kesesuaian eksperimental sedangkan agama bersal dari Tuhan.
d)   Sains bersifat prediktif dan kuantitatif, sedangkan agama cenderung menggunkan simbolis dan analogis karena sifat transenden yang melekat pada diri Tuhan.
3.    Dialog
Pandangan ini menerangkan bahwa anatar agama dan sains terdapat kesamaan yang dapat dianalogikan. Dialog yang dilakukan dalam membandingkan agama dan sains adalah dengan menekankan kemiripan dalam prediksi metode dan konsep. Salah satu bentuk dialognya adalah dengan dengan membandingkan metode agama dan sains yang dapat menujukkan persamaan dan perbedaan.
4.    Integrasi
Pandangan ini menerangkan bahwa sains dan doktrin-doktrin keagamaan sama-sama dianggap valid dan menjadi sumber yang koheren dalam pandangan dunia. Hal ini memliki dampak pada bertambahnya wawasan yang lebih aktif. Menurut barbour, upaya integrasi antara agama dan sains terdapat tiga versi yakni natural theology, theology of nature, dan systematic synthesis.Dalam natural theology, eksistensi tuhan bisa dimanifestasikan dari desain alam yang sedemikian rupa menjadi kesadaran akan eksistensi Tuhan. Dalam theology of nature, dimana doktrin agqama direformulasi untuk dimasukkan dalam pemahaman ilmiah yang sudah mapan. Versi  ini juga meyakini adanya beberapa doktrin tradisional agama yang bertentangan dengan temuan ilmiah dengan peradaban teori yang ada saat ini. Meskipun begitu, teori ini tidak hanya mengambil rumusan ilmiah secara asal namun juga merumuskan doktrinnya yang sekiranya sesuai  dengan temuan dunia ilmiah pada masa mendatang. Dalam systematic synthesis, dimana integrasi bisa dilakukan jika sains dan agama memberikan suatu kontribusi ke pandangan dunia yang lebih koheren yang dieloborasi dalam kerangka metafisika yang komprehensif.[2]

3.    Hubungan Agama dan Sains
Apabila dilihat dari sudut pandang agama ada 4 hal :
1.     Agama dapat mengingatkan bahwa ilmu bukanlah satu-satunya jalan menuju kebenaran.
2.   Agama dapat mengingatkan ilmu untuk senantiasa membela nilai kehidupan dan kemanusiaan bahkan diatas kemajemukan pengetahuan itu sendiri.
3.   Agama dapat membantu ilmu mempedalam penjelajahan di wilayah supranatural.
4.   Agamabisa menjaga sikap mental manusia agar tidak mudah terjerumus kedalam mental yang praktis sehingga mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan.[3]

4.     Dampak Agama dan Sains
Dampak Positif :
1. Agar dapat membatu ilmu itu tetap manusiawi.
2. Membantu agama agar sesuai dengan ajaran yang sudah ditetapkan sejak awal.

Dampak Negatif :
1. Apabila ilmu tersebut tidak didasari dengan adanya agama maka ilmu tersebut akan liar.
2. Hasil-hasil ilmu pengetahuan tersebut juga bisa bertentangan. Dalam artian disatu pihak mampu mewujudkan keinginan manusia namun di pihak lain mampu mengakibatkan persoalan yang sangat serius.

5.     Tujuan adanya sains dan agama adalah sebagai berikut :
a.  Memenuhi kebutuhan spiritual individu dan masyarakat.
b. Mampu menyediakan kebutuhan dasar individu dan masyrakat.
c.  Tidak menganggu unsur khas masyarakat islam.
d.  Mampu mengamankan masyarkat terhadap terhadap kekuatan jahat dan agresi asing.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara agama dan sains itu ada yang bersifat harmonis dan tidak harmonis. Jika dilihat dari harmonis menjelaskan bahwa ilmu dapat membantu agama agar sesuai dengan ajaran yang di tetapkan sejak awal. Apabila dilihat dari ketidakharmonisannya ilmu tanpa didasari dengan agama akan menjadi liar karena sifat manusia yang tidak pernah puas.

B.  Saran
          Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Sehinggakami akan memperbaiki dan mencari sumber inforemasi yang banyak dan akurat. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.


[1]Hasan

No comments:

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA AWAL PERMULAAN ISLAM SAMPAI DENGAN KHULAFAURRASYIDIN

                                                                                     BAB I                                            ...