MAKALAH
ISLAM SEBAGAI OBJEK ILMU
MATA
KULIAH PENGANTAR STUDI ISLAM
Dosen
Pengampu : Holis,S.H.I, M.H.I
Oleh
Kelompok 1 :
1.
Nurul
Hidayat (170711100056)
2.
Rindah
Anjarwati (170711100079)
3.
Siti
Aisyah (170711100035)
PRODI
HUKUM BISNIS SYARIAH
FAKULTAS
KEISLAMAN
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
Kata
Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur senantiasa selalu kita curahkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta serta
salam tak lupa kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Makalah ini
kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah PENGANTAR STUDI ISLAM dan sebagai
bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan kita semua.
Namun, kita
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu, kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik,
saran dan pesan yang sangat kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Demikian
yang dapat kami ungkapkan, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk kita semua dan semoga ilmu yang kita dapatkan barokah.
Wassalamualaikum wr.wb
Bangkalan, 04 September 2017
Tim Penyusun
i
Daftar
Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar
Isi..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1
Latar
belakang masalah....................................................................................1
1.2
Rumusan
Masalah.............................................................................................1
1.3
Tujuan...............................................................................................................2
1.4
Manfaat.............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Pengertian ilmu Pengetahuan.......................................................................................3
2.2 Islam sebagai objek Ilmu.............................................................................................3
2.3 Ruang lingkup studi
Islam..................................................................................4
2.4 Metodologi pengilmuan Islam...........................................................................8
2.5
Peran Islam untuk Iptek.....................................................................................9
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................11
3.1
Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 Kritik dan
saran..............................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................................,...12
ii
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Islam mengajarkan kita hidup dengan dinamis dan
menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Dimana kita sangat memerlukan ilmu pengetahuan atau dengan kata lain
ilmu pengetahuan sangat penting bagi kita. Dan Islam sangat berperan penting
bagi perkembangan ilmu pengetahuan .
Selain itu,Islam juga telah mengajarkan kita bagaimana
cara menuntut ilmu tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan saja,namun juga
berfikir kritis,simpati,empati sesama umat. Sehingga kita bisa saling menghargai
dengan umat yang berbeda agama.
Sebagian
orang di sekeliling kita terkadang tidak terlalu mementingkan ilmu
pengetahuan,banyak yang belum mengerti ilmu pengetahuan yang sebenarnya, karena
mereka terlalu menyepelekan ilmu pengetahuan.
Sedangkan,persaingan di era globalisasi ini
sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tinggi,jika tidak maka
kita akan diperbudak oleh Bangsa Barat.
Kami
memilih tema “ISLAM SEBAGAI OBJEK ILMU” guna untuk memberikan informasi kepada
khalayak,kalau ilmu itu sangat penting dan agama Islam dengan ilmu sangat
memiliki kesinambungan satu sama lain.Agama Islam juga berperan penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.Karena Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” dan jangan lupa Islam sebagai landasan
objek dalam mencari ilmu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian ilmu pengetahuan?
2. Bagaimana islam sebagai objek ilmu?
3. Apa saja ruang lingkup dan pembidangan studi Islam?
4. Bagaimana metodologi pengilmuan Islam
5. Apa peran Islam untuk Iptek
1
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan
2.
Untuk mengetahui bagaimana Islam sebagai objek ilmu
3.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dan pembidangan studi Islam
4.
Untuk mengetahui bagaimana metodologi pengilmuan Islam
5.
Untuk mengetahui peran Islam untuk Iptek
1.4 Manfaat
1.
Dapat
memahami pengertian ilmu pengetahuan dan Islam sebagai objek ilmu
2.
Dapat
memahami ruang lingkup dan pembidangan studi Islam serta metodologi pengilmuan
Islam
3.
Dapat
memahami peran Islam untuk iptek
2
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu
berasal dari bahasa Arab “ilmu” yang berarti pengetahuan. Dari segi bahasa,ilmu
berarti jelas,baik dalam arti proses maupun objeknya. Ilmu yang berarti
pengetahuan yang jelas itu ada dua macam,yaitu pengetahuan biasa dan
pengetahuan ilmiah.Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya
kemanusiaan,seperti perasaan,pikiran,pengalaman,panca indera,dan intuisi untuk
mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan objek,cara,dan kegunaannya.Sedangkan
ilmu dalam pengertian pengetahuan ilmiah sekalipun juga merupakan keseluruhan
bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu,tetapi disertai dengan
memperhatikan objek yang di telaah,cara yang dipergunakan,dan kegunaannya.
Menurut
Ensiklopedi Indonesia,ilmu pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan
yang masing-masing mengenai suatu bidang pengalaman tertentu dan di susun
sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu,sehingga menjadi kesatuan.
2.2
Islam sebagai objek ilmu
Menurut Kuntowijoyo dalam hal ilmu,gerakan intelektual Islam harus bergerak dari teks menuju konteks. Di
dalam filsafat Yunani dan Romawi,manusia di pandang sebagai makhluk yang
rendah.Contohnya,mitologi Yunani melihat manusia sebagai makhluk yang sama
sekali tidak memiliki kecerdasan sehingga diperlukan seorang dewa untuk
menuntun manusia berfikir.Sedangkan dalam filsafat kristen, manusia dilihat
sebagai makhluk yang pada hakikatnya busuk,manusia digambarkan sebagai pendosa
hakiki sejak lahir,sehingga diperlukan seorang penebus dosa,dan penebus dosa
itu tak lain adalah Tuhan sendiri.
Dengan datangnya Islam,paham-paham seperti itu dirombak
secara keseluruhan.Oleh Islam, manusia yang dalam mitologi Yunani digambarkan
sebagai makhluk rendah dan dungu, dan yang oleh kristen dipandang sebagai
pendosa azali.Dalam konsepsi mengenai hubungan antara manusia dengan
Tuhan,Islam justru mengajarkan pembebasan,bukan pengekangan.Menurut
Islam,aktualisasi diri manusia hanya dapat terwujud dengan sempurna dalam
pengabdian kepada penciptanya.Sebagai makhluk,manusia hanya dibolehkan
mempunyai hubungan pengabdian kepada Allah,kepada sang Khaliq. 3
Di dalam
Al-Qur’an,kata ilmu berulang 854 kali.Hal itu menunjukkan betapa Al-Qur’an
memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu.Quraish Shihab mengatakan,bahwa
ilmu diperoleh manusia melalui dua cara,yaitu ilmu yang diperoleh tanpa usaha
manusia,yaitu hanya ilmu yang berasal dari Allah.,tetapi Allah memberikan ilmu
tersebut kepada orang yang dia kehendaki dan ilmu yang diperoleh dengan usaha
manusia,jadi selain kita bertawakal kita juga harus berusaha untuk mendapatkan
ilmu dengan belajar yang rajin.
Manusia
diberikan akal oleh Allah.Dengan akalnya itu manusia dapat memiliki
pengetahuan.Akal merupakan potensi diri yang membedakannya dengan makhluk
lain,dengan hewan,dan bahkan dengan malaikat sekalipun.
Pengetahuan
yang diperlukan manusia,yang paling tinggi,yang tidak dapat diperoleh manusia
melalui akalnya adalah pengetahuan tentang Allah sebagai khaliknya.Manusia
sebagai makhluk memerlukan pengetahuan tentang Allah,memerlukan pengajaran dari
nya untuk mengetahui hakikat kebenaran dan kebaikan.
Dalam
pengembangan ilmu pengetahuan,manusia hanyalah subyek yang
menemukan,mengolah,dan merumuskan sehingga lahir sebuah teori.Sekecil dan
sesederhana apapun ilmu pengetahuan itu tanpa campur tangan Allah.Sedangkan,Islam
adalah objek dari ilmu.
2.2 Ruang
lingkup studi islam
A. Ruang
lingkup dan pembidangan studi Islam
Secara material, ruang lingkup kajian islam dalam tradisi
barat meliputi pembahasan mengenai ajaran, pemikiran, teks, sejarah, dan
institusi keislaman.
Agama sebagai objek studi minimal dapat dilihat dari tiga
sisi:
1.
Sebagai
doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti
absolute, dan diterima apa adanya.
2.
Sebagai
gejala budaya, yang berarti seluruhnya yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3.
Sebagai
hubungan umat yang satu dengan yang lain atau bisa juga dikatakan saling
menghargai perbedaan dan menghormati seluruh umat yang berbeda agama.
4
Bila
islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi
tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas
kebenaran wahyu.
Dapat diketahui bahwa islam dapat
diketahui karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah (kemanusiaan) ysng
didalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial,
ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan, pekerjaan, serta
islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Konsepsi islam dalam berbagai bidang yang
menjadi karakteristik dapat disebutkan, yaitu:
a. Bidang
Agama
Dalam bidang agama, islam mengakui
adanya pluralis,yaitu sebuah aturan tuhan (sunnah allah) yang tidak akan
berubah, sehingga tidak mungkin di lawan dan di ingkari.
b. Bidang
Ibadah
Manusia di ciptakan oleh Allah, hanya
untuk beribadah kepadanya. Secara harfiah, ibadah dapat di artikan sebagai rasa
tunduk (taat) melakukan pengabdian (tanassuk) merendahkan diri
(khudu’)menghinakan diri (tadzallul) dan istikhonah.
c. Bidang Aakidah
Bahwa
akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Akidah dalam
islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan yang wajib di
sembah.
d. Bidang Pendidikan
Islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki laki atau
perempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan, islam
memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode,
sarana.
e. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, okomodatif,
tetapi juga selektif.
f. Bidang Sosial
Ajaran
islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh ajaran
islam, sebagai mana telah disebutkan, pada akhirnya ditunjukkan untuk
kesejahteraan manusia.
5
Namun,
khusus dalam bidang sosial ini, islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling
menasehati tentang hak dan
kesabaran,
kesetia kawan, legaliter (kesamaan derajat) tenggang rasa dan kebersamaan.
g. Bidang Kesehatan
Ajaran islam tentang kesehatan berpedoman
pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan.
h. Bidang Politik
Ajaran islam dapat diketahui melalui
konsepsinya dalam bidang politik. Dalam Al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 59 yang
di perintahkan menaati ulil amrih.
i. Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai
ibadah kepada Allah SWT. Maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang
bermutu, terarah kepada pengabdian terhadap Allah SWT. Kerja yang bermanfaat
bagi orang lain.
j. Islam sebagai
disiplin ilmu
Islam juga tampil sebagai ilmu, yaitu
keislaman.
·
Islamisasi Pengetahuan.
Islamisasi pengetahuan berusaha supaya umat
islam tidak begitu saja meniru metode-metode dari luar dengan mengembalikan
pengetahuan pada pusatnya,yaitu tauhid.Dari tauhid,akan ada tiga macam
kesatuan,yaitu kesatuan pengetahuan (berasal dari Al-Qur’an dan alam,yang
kemudian disatukan menjadi pengetahuan yang kita pelajari),kesatuan kehidupan
(bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan di
akhirat,dan harus seimbang keduanya),dan kesatuan sejarah (dikarenakan dulu
banyak perbedaan sejarah dan kemudian disatukan).Selama umat islam tidak
mempunyai metodologi sendiri,maka umat islam akan selalu dalam bahaya.Kesatuan
pengetahuan
artinya,bahwa
pengetahuan harus menuju kepada kebenaran. Kesatuan kehidupan berarti hapusnya
perbedaan antara ilmu yang sarat nilai dengan ilmu yang bebas nilai.Kesatuan
sejarah artinya pengetahuan berarti
mengembalikan pengetahuan pada tauhid.
6
B.Tujuan Studi Islam
Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara
mendalam tentang Islam dan segala seluk-beluk yang berhubungan dengan agama
Islam sudah tentu mempunyai tujuan yang jelas,yang sekaligus menunjukkan kemana
studi Islam diarahkan dengan arah dan tujuan yang jelas,maka dengan sendirinya
studi Islam akan tersusun secara sistematis.
Adapun arah
dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Untuk
mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agama Islam,dan
bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan
budaya manusi.
2.
Untuk
mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agam Islam yang asli,dan
bagaimana penjabaran dan operasionalnya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya peradaban Islam sepanjang sejarahnya.Studi ini berasumsi bahwa agama
Islam adalah fitrah sehingga pokok-pokok isi ajaran agama Islam tentunya sesuai
dan cocok dengan firah manusia.
3.
Untuk
mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agam Islam yang tetap abadi dan
dinamis,dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.Studi ini berdasarkan
asumsi bahwa agama Islam sebagai agama samawi terakhir membawa ajaran yang
bersifat final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia.Dalam hal
ini,sumber dasr ajaran agama Islam akan tetap actual dan fungsional terhadap
permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.
4.
Untuk
mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
Islam,dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini. Asumsi dari studi ini
adalah,Islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah lil al-alamin tentunya
mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal,dan mempunyai daya dan
kemampuan untuk membimbing,mengarahkan dan mengendalikan faktor-faktor
potensial dari pertumbuhan dan perkembangan sistem budaya dan peradaban modern.
7
2.3 Metodologi
Pengilmuan Islam
Ada dua
metodologi yang dipakai dalam proses pengilmuan Islam,yaitu integralisasi dan
objektifikasi.Pertama,integralisasi ialah pengintegrasian kekayaan keilmuan
manusia dengan wahyu (petunjuk Allah dalam Al-Qur’an beserta pelaksanaannya
dalam sunah Nabi).Kedua,objektifikasi ialah menjadikan pengilmuan Islam sebagai
rahmat untuk semua orang (rahmatan lil alamin).
a. Integralisasi
Ada
perbedaan paradigmatik antara ilmu-ilmusekular dan ilmu-ilmu integralistik.
Perbedaan paradigma itu sesuai dengan pengertian paradigma sebagaimana dimaksud
oleh Thomas Kuhn dalam The structure of scientific revolutions,di mana
ilmu-ilmu sekular sebagai normal sciences dan ilmu-ilmu integralistik yang
sedang dirintis sebagai suatu revolusi.Paradigma baru ilmu-ilmu integralistik
itu kedudukannya akan mirip dengan kedudukan ilmu-ilmu sosial Mrxistis terhadap
ilmu-ilmu sosial Barat yang dianggap kapitalis.
1.Ilmu
ilmu intergalistik
·
Agama.
Al-qur’an merupakan wahyu tuhan, yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan,
diri sendiri dan lingkungan (fisik, sosial, budaya) kitap yang dinturunkan itu
merupakan petunjuk etika, kebijak sanaan. Wahyu tidak pernah mengklain sebagai
ilmu qua ilmu.
·
Teontroposentrisme. Agama memang mengklain sebagai sumber kebeneran, etika,
hukum, dan sedikit pengetahuan. Jadi sumber pengetahuan itu dua macam, yaitu
berasal dari tuhan dan berasal dari manusia dengan kata lain
teontroposentrisme.
·
Dediferensiasi. Moderisme yang menghendaki diferensiasi sudah tidak sesuai lagi dengan
semangat zaman.Pada peradaban yang disebut pascamodern perlu ada
perubahan.Kalau diferensiasi menghendaki pemisahan antara agama dan
sektor-sektor kehidupan lain,makadediferensiasi ialah penyatuan kembali agama
dengan sektor-sektor kehidupan lain,termasuk agama dan ilmu.
Agama menyediakan tolok ukur kebenaran
ilmu(benar,salah),bagaimana ilmu diproduksi (baik,buruk),dan tujuan-tujuan ilmu
(manfaat,merugikan).
8
Selebihnya
adalah hak manusia untuk memikirkan dinamika internal ilmu.Ilmu yang lahir dari
induk agama harus menjadi ilmu yang objektif.Artinya, suatu ilmu tidak
dirasakan oleh pemeluk agam lain,non agama,dan anti-agama sebagai norma,tapi
sebagai gejala keilmuan yang objektif semata.Meyakini latar belakang agama yang
menjadi sumber ilmu atau tidak,tidak menjadi masalah,ilmu yang berlatar
belakang adalah ilmu yang objektif,bukan agama yang normatif.Maka objektifikasi
ilmu adalah ilmu dan orang beriman untuk seluruh manusia,tidak hanya untuk
orang beriman saja.
·
Liberasi. Teks
Al-Qur’an bisa diturunkan menjadi empat hal: amal,mitos,ideologi,dan ilmu.
Islam sehari-hari adalah Islam amal yang harus selalu ada sepanjang zaman.Mitos
sebagai sistem pengetahuan sudah ketinggalan zaman,meskipun masih ada orang
yang hidup dalam dunia mistis. Kita menjadikan Islam sebagai ideologi ketika
kita mendirikan partai-partai, sejak Sarekat Islam sampai Masyumi.Liberasi
sistem pengetahuan ialah usaha-usaha untuk membebaskan orang dari sistem
pengetahuan materialistis,dari dominasi struktur.Islam dalam hal ini mendukung
suatu moderasi.
2.4 Peranan
Islam dalam Iptek
Secara
garis besar misi utama agama Islam adalah memberi petunjuk (hudan) kepada
manusia untuk kehidupan yang baik dan menghindari perbuatan yang jelek. Memang,
perkembangan dan pemanfaatan sains yang luar biasa berkat kemajuan teknologi yang
pesat,tiada lain merupakan bukti yang menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah
SWT serta kebijaksanaan dan kesempurnaan ciptaan nya. Selain itu,perkembangan
ilmiah juga membuktikan bahwa Allah SWT adalah benar-benar sang pencipta yang
telah menciptakan alam semesta tidaklah tercipta secara kebetulan,karena di
dalamnya terdapat peraturan yang teliti dan hukum yang rapi untuk mengendalikan
dan menjalankan alam semesta.
Peran Islam dalam perkembangan iptek
pada dasarnya ada dua,yaitu :
1.
Menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.
9
Paradigma ini yang harus dimiliki umat islam,bukan
paradigma sekuler.Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib
dijadikan landasan pemikiran.ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan.Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah
Islam dapat diterima dan diamalkan.
2.
Menjadikan
Syariah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan
iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan
dengan peran agama Islam yang pertama,aqidah Islam sebagai dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi,yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala
konsep dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peran kedua
agama Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.Ilmu pengetahuan
dan teknologi.Ilmu pengetahuan dan teknologi yang boleh dimanfaatkan,adalah
yang telah dihalalkan oleh syariah Islam.Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan adalah yang telah
diharamkan syariah Islam.
Standar atau
kriteria ini yang seharusnya digunakan umat Islam,bukan standar manfaat
(pragmatisme/ultilitarinisme).Standar syariah ini mengatur,bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,jika telah di
halalkan oleh syariah islam).Umat Islam boleh memanfaatkan Iptek,jika telah di
haramkan oleh syariah,maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,walaupun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
10
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Corak dan ragam
ilmu pengetahuan sangatlah banyak. Corak dan ragam yang berbeda-beda ini timbul
karena adanya perbedaan cara pandang dalam memahami objek ilmu pengetahuan.
Objek ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan.Islam juga mempunyai peran yang sangat penting bagi
ilmu pengetahuan dan perkembangannya.
Objek ilmu pengetahuan itu ada yang
berupa materi (objek materi) dan ada yang berupa bentuk (objek formal). Objek
materi adalah sasaran material suatu penyelidikan,pemikiran, atau penelitian
keilmuan bisa berupa benda-benda material maupun yang nonmaterial,bisa pula
berupa hal-hal,masalah-masalah,ide-ide dan konsep-konsep.
Sumber ilmu pengetahuan ada beberapa
macam yaitu empirisme, rasionalisme, intuisi, dan wahyu.Islam sebagai objek
ilmu mempunyai peranan yang sangat penting seperti,perkembangan iptek yang
lebih modern,sudut pandang yang lebih realistis terhadap ilmu pengetahuan. Karena
Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”
dan jangan lupa Islam sebagai landasan objek dalam mencari ilmu.
3.2 Kritik
dan Saran
1.
Sebagai umat islam kita harus selalu
menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi umat manusia.
2.
Dapat mengaplikasikan ilmu yang di
peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia.
3.
Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah
sebagai pegangan hidup karena keduanya merupakan sumber ilmu yang paling utama.
4.
Menjadikan agama Islam sebagai objek
dari ilmu pengetahuan
5.
Mengembangkan ilmu-ilmu kita dan di
amalkan kepada orang lain
6. Menjadikan ilmu
sebagai bagian dari hidup kita
11
Daftar
Pustaka
Kuntowijoyo. 2007. Islam
sebagai Ilmu: Epis temologi,Metodologi,dan etika. Yogyakarta : Tiara Wacana
Marzuki. 2015. Pendidikan
Karakter Islam.Jakarta : Amzah
Dr.Mahmud Arif.
2008. Pendidikan Islam
Transmormatif. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta
Baharun Hasan,M.Pd. 2011. Metodologi Studi Islam: Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Dr.Kaelany Hd.MA. 2004. Islam Untuk Disiplin Ilmu Teknologi : Jakarta: Departemen Agama RI
Ditjen Bagais Ditpertais
12
No comments:
Post a Comment