MAKALAH
OBSERVASI BUJUK SARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Ersa Alami,S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh: Kelompok
1.
Nurul Hidayat (170711100056)
2.
Sandi Adhitiya R (170711100029)
3.
Zamzami Ahmad (170711100089)
4.
Diana Wahyuningsih (170711100066)
5.
Siti Khusnul Kholifah (170711100047)
6.
Wilda Triyas Sakinah (170711100034)
7.
Rindah Anjarwati (170711100079)
8.
Aliftiya Safira (170711100093)
9.
Hakikatul Baina Sabilla (170711100027)
HUKUM BISNIS
SYARIAH
FAKULTAS
ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatNya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah
ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari jurnal sebagai refrensi. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis
berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Makalah ini secara fisik dan substansinya diusahakan relevan dengan
pengangkatan judul makalah yang ada, Keterbatasan waktu dankesempatan sehingga
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang tentunya masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju ke arah yang lebih baik.
Demikian
makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya, sehingga
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Amin.
Bangkalan,29 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.................................................................................................i
KATA
PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................2
D. Manfaat.........................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Asal-usul Bujuk Sara....................................................3
B. Kelebihan Makam Bujuk Sara......................................4
C. Kekurangan Makam Bujuk Sara....................................4
D. Hal-hal yang Harus Dibenagi.........................................4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................5
B. Saran....................................................................................5
C. Daftar pustaka......................................................................6
D. Lampiran kekurangan..........................................................7
E. Lampiran kelebihan.............................................................9
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Setiap daerah di Indonesia memiliki
keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah
tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk dikunjungi. Begitu pula
diwilayah Madura, banyak sekali tempat wisata yang dapat dikunjungi baik wisata
alam dan wisata religi. Kebanyakan di wilayah Madura memiliki wisata religi
karena wilayah Madura memiliki julukan kota “SANTRI”.
Diwilayah Madura sendiri banyak
terdapat pondok-pondok besar serta para Ulama yang terkenal akan keReligusanya.
Maka tidak heran apabila terdapat ulama atau tokoh Agama yang memiliki pengaruh
besar pada wilayah Madura. Terbukti akan adanya makam-makam yang di Ziarahi.
Kelompok kami akhirnya memilih Bujuk
Sara sebagai tempat observasi kami, karena menurut kami tempat tersebut
memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi wisata dari berbagai macam
daerah atau luar kota. Disitu terdapat daya tarik sendiri bagi wisatawan salah
satunya sumur yang dipercayai oleh masyarakat yang memiliki khasiat seperti
dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan dipercaya dapat meraih kesuksesan
apabila kita meminum air tersebut dengan rasa tawar ataupun manis. Namun apabila
air tersebut asin, orang tersebut tidak bisa menebak akan sukses atau tidak.
Bujuk sara memiliki kisah yang
sangat tidak logis secara akal manusia, terdapat keajaiban didalam sejarahnya.
Kisahnya begitu dimana sang Kyai terdahulu melaksanakan haji ditengah
perjalanan ke Kota Mekkah menggunakan Perahu dengan ukuran 190 meter. Namun
ditengah perjalanan pulang perahu yang ditumpanginya diterjang ombak, lalu sang
Kyai ditolong oleh Ikan besar semacam lumba-lumba.
Dengan melakukan observasi, sebagai mahasiswa
kami dapat mengetahui tentang kebenaran asal usul bujuk sara dengan tepat.
Serta kami dapat mengambil pelajaran dari hasil observasi kali ini. Untuk itu
diharapkan kepada para pembaca dapat
mengetahui lebih jauh tentang sejarah bujuk sara yang telah kami observasi
dengan mengambil setiap sisi baiknya agar
dapat dijadikan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Asal-usul adanya makam Bujuk Sara?
2.
Apa saja kelebihan dari makam Bujuk Sara?
3.
Apa saja kekurangan dari makam Bujuk Sara?
4.
Apa saja hal-hal yang perlu dibenahi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Asal-usul dari makam Bujuk Sara.
2.
Untuk mengetahui kelebihan dari makam Bujuk Sara.
3.
Untuk mengetahui kekurangan dari makam Bujuk Sara.
4.
Untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu dibenahi pada makam Bujuk Sara.
D. Manfaat
Bagi Penulis
Mengukur Pengetahuan Penulis mengenai objek wisata religi.
Sebagai sarana untuk memperdalam Ilmu Pengetahuan.
Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada makam Bujuk Sara
2. Bagi Masyarakat
Agar
dapat mengetahui lebih mendalam mengenai objek wisata religi Bujuk Sara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-usul
Bujuk Sara
Asal-usul mulanya buyud ini yaitu dari
laki-laki yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, dan yang wanita berasal
dari Madura yaitu bernama Pangeran Sultan Abdul
Kadirunat bertepat di Keraton Bangkalan, Beliau berencana membuat sebuah masjid
di pusat Kraton Bangkalan. Nama masjid itu adalah Masjid Agung Bangkalan yang
sekarang dinamakan masjid JAMI’. Masjid Agung Bangkalan memiliki 16 menara
berukuran 15 meter. Salah satu diantara menara tersebut tingginya kurang 1
meter. Sultan merencanakan bagaimana
menara tersebut tingginya sama dengan menara lainnya, tanpa menambal atau
membongkar menara tersebut.
Lalu akhirnya, Sultan
mengumpulkan 44 orang dari Jawa dan Madura untuk membantu membuat menara
tersebut agar ukurannya sama tanpa menambal dan membongkarnya. Namun diantara
44 orang tersebut hanya satu orang yang berani menyanggupinya yaitu, bernama
Sayyid Abdullah ia memulai pekerjaan dengan
meminta beberapa helai kain putih kepada Sultan Abdul Kadirun untuk
menutupi menara tersebut.
Sayyid Abdullah mengajak 44 orang Jawa dan
Madura tadi termasuk dirinya untuk membaca Surat Al- Fatihah dan Surat Yaa Siin
sebanyak 44 kali. Ketika semua orang telah membaca, tak lama kemudian Sayyid Abdullah membuka kain putih yang
menyelimuti di atas menara. Seketika semua terkejut, karena ukuran menara yang
awalnya lebih kecil 1 meter menjadi sama dengan menara lainnya.
Berkat usaha Sayyid
Abdullah yang telah menjadikan menara itu sama, Sultan Abdul Kadirun memberinya
hadiah untuk pergi ke tanah suci dengan mengendarai perahu berukuran 170 cm X
90 cm. Ketika Beliau pulang dari tanah suci, perahu yang ditumpangi Sayyid
Abdullah tenggelam. Dan ia ditolong oleh ikan besar, penduduk sekitar
memanggilnya Ikan Sara.
Pada akhir hayatnya,
Sayyid Abdullah berwasiat agar dirinya dimakamkan di pinggir pantai Bangkalan,
tepatnya di desa Martajasah. Makam itu diberi nama Bhuju’ Sara. Sampai saat ini
Bhuju’ Sara sendiri menjadi salah satu wisata religius yang banyak dikunjungi
di Kota Bangkalan.
B. Kelebihan Makam Bujuk Sara
Dimakam ini dapat
begitu banyak Ilmu Pengetahuan Sejarah yang mungkin belum banyak diketahui
orang, disini tempat yang tepat dijadikan observasi guna menggali asal-usul
peninggalan dari Tokoh terkemuka di Madura. Di Makam ini juga terdapat
banyaknya Wisatawan yang berkunjung dari berbagai daerah menyambung ukhuwah
antar daerah, dapat juga menambah nilai kereligiusan.
C. Kekurangan Makam Bujuk Sara
Dimakam ini terdapat
didalam atau masuk gang yang lumayan kecil akibatnya bus besar tidak dapat
masuk, akibatnya pengunjung turun lalu jalan untuk menuju makam Bujuk Sara.
Selain itu juga, kurangnya petunjuk jalan untuk menuju lokasi Bujuk Sara dan
sarana prasarana di lokasi tersebut sudah rapuh dan tidak terawat. Tidak adanya
pembatas di musholla antara laki-laki dan perempuan.
D.
Hal-hal yang perlu dibenahi
Alangkah
baiknya ada pelebaran jalan dan petunjuk jalan supaya para peziarah dapat
memasuki serta menemukan lokasi dengan mudah. Adanya pembatas di mushollah
antara laki-laki dan perempuan seperti ajaran agama islam. Selain itu, perlu
adanya renovasi bangunan namun tidak
menghilangkan ciri khas dari bangunan tersebut supaya para peziarah lebih
nyaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pangeran
Sultan Abdul Kadirunat berencana membangun menara agar tingginya sama dengan
meminta bantuan 44 orang dari Jawa dan Madura yang sanggup membangun menara
tersebut tanpa memotong atau menambahi. Sayyidd Abdullah lah yang sanggup
membangun menara tersebut dengan membacakan surat AL-Fatihah dan Yasin sebanyak
44 kali jadilah menara itu memiliki tinggi yang sama. Kemudian Pangeran Sultan
memberikan Hadiah Haji dan Kapal sepanjang 90 meter, namun setelah pulang Haji
kapal tersebut tenggelam, lalu diselamatkan oleh Ikan Sara. Diakhir hayatnya
Sayyid Abdullah meminta agar dimakamkan ditepi laut.
B. Saran
Sebaiknya para pembaca lebih
mengetahui wisata religi yang ada di Madura sehingga menambah ilmu pengetahuan
tentang sejarah wisata religi dan menambah minat ziarah supaya dapat menambah
keimanan kita. Sarana dan prasana wisata religi dapat ditunjang dengan baik
agar para peziarah juga lebih nyaman dan khusyuk dalam mendoakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakir,Nor.2017.”interview
asal usul bujuk sara”.Desa.Martajasah,Kec.Bangkalan
LAMPIRAN KEKURANGAN
1. Keterangan : Tempat untuk
peziarah untuk berdoa terlalu sempit,
sehingga apabila diwaktu hari libur banyak peziarah yang tidak mendapatkan
tempat duduk untuk berdoa,
2. Keterangan : Didepan makam bujuk sara,
tempat peziarah untuk berdoa’ tidak ada atapnya. sehingga peziarah terkena
panas matahari dan apabila hujan turun peziarah akan kehujanan
3. Keterangan : Banyak jalan yang rusak
sehingga peziarah harus berhati-hati, dan juga penerangan disepanjang jalan
kurang memadai.
4. Keterangan : Disekitar bangunan di makam
bujuk sara masih terlihat bangunan lama yang masih belum di rubah bentuknya
sampai sekarang.
LAMPIRAN KELEBIHAN
1. Keterangan :Gardu yang menjulang
tinggi ini Yang Terbuat dari kayu yang masih kuat sampai sekarang berguna untuk mengintai musuh.
2. Keterangan : Sumur tua yang berukuran
kecil diyakini oleh peziarah. Jika peziarah menabur uang ke sumur itu, maka
setiap keinginannya akan menjadi kenyataan.
3. Keterangan : Sebuah replika patung
harimau yang seolah menyambut peziarah yang memasuki kawasan ini, dan patung
harimau ini seperti penjaga kawasan ini dari serangan musuh.